500 Orang dari 20 Negara di Dunia Akan Hadiri Konferensi Internasional dan AMAN Assembly yang Digelar AMAN dan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry

TEROPONG SELATAN

- Pewarta

Sabtu, 14 Oktober 2023 - 16:38 WIB

3041 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh, Indonesia –  Sebanyak 500 orang akan berkumpul dalam agenda Konferensi Internasional dan AMAN Assembly bertema ”Religious Inclusion and Peacebuilding in the World: the Perspectives of Muslims” di Auditorium Ali Hasyimi, 14-17 Oktober 2023. Agenda yang digelar selama empat hari tersebut, akan dihadiri perwakilan dari 20 negara di dunia. Mulai dari Afghanistan, Australia, Bangladesh, Burundi, India, Indonesia, Iran, Kenya, Malaysia, Myanmar, Nepal, Nigeria, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Swedia, Thailand, United Kingdom dan Amerika Serikat.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur The Asian Muslim Action (AMAN) Indonesia, Ruby Kholifah dalam konferensi pers melalui Zoom meeting – Kamis 12 Oktober 2023. Turut hadir dalam agenda tersebut, Dekan Fakultas Hukum dan Syariah, Prof. Dr Kamaruzaman, M.Sh., membahas sejumlah isu krusial yang akan didiskusikan dalam konferensi mendatang.

 

Aceh Tidak Hanya Tentang Cerita Tsunami

Salah satu tujuan dari agenda ini adalah menyisir budaya beragama yang inklusif dengan menyediakan ruang pertukaran di antara Muslim dan kelompok beragama serta berkeyakinan lainnya dari sejumlah negara. Hari pertama konferensi diharapkan menjadi barometer dunia untuk memikirkan atau membuat sebuah kebijakan dan praktek-praktek tentang budaya beragama yang inklusif, terutama menghadirkan pembelajaran baik dari Indonesia.

”Khususnya, saya rasa penting belajar dari Indonesia. Jadi, kami mendatangkan Nahdlatul Ulama (NU) sama Muhammadiyah, khusus untuk membicarakan tentang religious inclusion dari kacamata dua organisasi besar ini yang tentu saja ingin belajar, tidak mewakili seluruh Indonesia, tapi minimal dua civil society yang luar biasa ini telah berkontribusi sangat positif,” terang Ruby Kholifah.

Sesi hari pertama juga ingin menyediakan ruang bagi orang luar Aceh melihat Aceh secara lebih komprehensif, tidak hanya memandang Aceh dari cerita tsunami atau konflik. Mengingat bahwa saat ini telah terjadi banyak perkembangan di Aceh, terutama pasca perjanjian Perdamaian Helsinki. Maka, kekhasan Aceh, termasuk perkembangan positif dan tantangan-tantangan yang saat ini dihadapi Aceh akan ditujukan kepada dunia internasional, sehingga tidak memiliki persepsi yang keliru.

Saat ini, terdapat berbagai perspektif muncul tentang Aceh. Seolah-olah yang terjadi di Aceh itu sama seperti yang terjadi di Timur Tengah. Persepsi itu tidak keliru, meskipun perlu diklarifikasi. Menurut Dekan Fakultas Hukum dan Syariah UIN Ar-Raniry sekaligus AMAN Council, Prof. Dr. Kammaruzaman, M, Sh.,  melalui agenda ini, peserta akan diajak melihat Aceh lebih dekat dengan diskusi dan exposure visit ke beberapa tempat bersejarah dan gampong atau desa yang menjadi rangkaian acara, yaitu Museum Tsunami Aceh, Monumen Kapal Tsunami, Kuburan Tsunami Ulee Lheue, Desa Wisata Gampong Nusa Aceh dan Museum Rumah Cut Nyak Dien. Kunjungan tersebut diharapkan dapat membuka cara pandang yang selama ini diperoleh dari media, terutama dari influencer tentang Aceh.

Baca Juga :   PERMAHI Aceh Mendesak Parpol untuk Menghentikan Serangan Fajar dan Memperkuat Integritas Pemilu

Isu-Isu yang Akan Dibahas

Inklusi keagamaan menjadi pekerjaan rumah besar bagi semua masyarakat dunia. Konferensi Internasional selama dua hari mendatang dirancang untuk memberikan ruang pertukaran bagi umat Islam maupun agama dan kepercayaan lainnya, pemimpin agama, akademisi, aktivis, praktisi, media dan anak-anak muda dari organisasi dan komunitas untuk berbagi capaian, tantangan, termasuk praktik baik sejumlah isu terkait situasi keberagamaan di Asia dan dunia.

Mulai dari pencapaian umat Islam dalam mempromosikan kebebasan beragama, toleransi, dan perdamaian, termasuk mendukung kepemimpinan perempuan dan anak muda dalam pembangunan perdamaian serta mendiskusikan berbagai persoalan humanitarian, crisis, migrasi, dan perlawanan masyarakat dengan pendekatan negosiasi, serta kekerasan ekstremisme dari konteks anak muda dan perempuan, .

“Secara spesifik akan ada pembicaraan tentang Women, Peace and Security (WPS) oleh tokoh Muslim dunia. Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1325 telah dikeluarkan pada 2000 dan diharapkan bisa menjadi kerangka pikir untuk menjawab persoalan-persoalan keamanan dan perdamaian di tingkat internasional,” tegas Ruby.

Akan Ada Sesi Khusus tentang Gerakan Anak Muda

Menariknya, forum ini akan menyediakan ruang khusus bagi anak muda bersuara dalam sesi Plenary Open Mic dengan tema “Reinventing Nonviolent Civil Resistance: Youth Peace Movement and Technology” untuk mendengar tanggapan anak muda di negara-negara di Asia tentang sejumlah isu yang berkaitan dengan budaya beragama yang inklusif, demokrasi dalam konteks pluralisme. Di sesi paralel walk the talk, terdapat perbincangan khusus mengenai bagaimana anak muda menggunakan media sosial dalam gerakan sosial dan memerangi ujaran kebencian. Sementara itu, Anak-anak muda di Aceh sendiri memiliki segudang cerita dan pengalaman memperjuangkan keadilan bagi korban terdampak, terlebih kelompok rentan seperti perempuan dan anak menghadapi kekerasan berbasis gender, agama, ras, hingga  persoalan krisis iklim.

Baca Juga :   Menuju Satu Dekade Qanun Jinayah, Ketua SEMA FSH UIN Ar-Raniry : Harus Ada Evaluasi !

Ruby menambahan bahwa konferensi yang digelar nanti membincangkan berbagai perspektif yang komprehensif. Penting untuk melihat inklusi keagamaan dipotret dari berbagai sudut pandang, sehingga memungkinkan menemukan banyak solusi di masa depan. Hasil diskusi dua hari mendatang akan dirumuskan dalam rekomendasi untuk membangun gerakan bersama dalam mempromosikan inklusi keagamaan, termasuk secara internal menjadi masukan bagi AMAN dalam menjawab berbagai wacana dan memproyeksikan program lima tahun mendatang.

 

Sejumlah Aktor Perdamaian Dunia Hadir

Dalam agenda yang berlangsung di UIN Ar-Raniry mendatang, akan turut hadir sejumlah aktivis perdamaian Qutub Jahan Kidwai perwakilan dari India yang merupakan pimpinan dari Network for Education, Empowerment, Development and Awareness (NEEDA). Pada 2020, Qutub juga mendapatkan perhargaan Penghargaan Aghaz-e-Dosti (Gandhian Muda dan Inisiatif Indo-Pak) dan Penghargaan Nirmala Deshpandey. Hadir pula Rehana Majid berasal dari Markaz Al Hareem berbasis di Pakistan yang memulai inisiatif bagi para ulama agama dan mendirikan platform untuk mengumpulkan perempuan dari seluruh dunia. Dari Indonesia, hadir pula Direktur PUSAD PARAMADINA, Ihsan Ali Fauzi.

Dari benua Afrika, tepatnya Nigeria turut hadir secara virtual, Hamsatu Allamin yang menerima sejumlah penghargaan perdamaian dunia sejak 2016 karena menciptakan jaringan masyarakat sipil untuk perdamaian dan jaringan WPS “Voice of the Voiceless”, serta jaringan sosial korban penghilangan dan korban penculikan oleh Boko Haram. Sejumlah aktivis interfaith juga turut memeriahkan gelaran konferensi mendatang, seperti Venerable Napan yang merupakan biksu asal Thailand dari The Institute of Buddhist Management for Happiness and Peace Foundation (IBHAP Foundation). Venerable telah bekerja sejak 2001 yang mendirikan For Beautiful Life Group (FBLG), sebuah kelompok biksu akademis dengan misi menerapkan ajaran Buddha untuk pengembangan diri dan sosial.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Polres Gayo Lues Sosialisasikan Pencegahan Perburuan Satwa Liar yang Dilindungi
Selama PKA-8, Polresta Banda Aceh Tambah Personel untuk Pengamanan
PK PMII UIN Ar-Raniry Membuka Posko Pendaftaran MAPABA Ke VIII
PKL Liar Bikin Pengunjung PKA Tak Nyaman
Prediksi Tarmizi Age: Ramai Orang Meninggal Dunia karena Tidak Dapat Berobat Kalau JKA dihapus di Aceh
PUSDA: Pengunjung Sangat Menikmati PKA-8 Aceh, Ramah Lingkungan
Wakapolda Aceh Hadiri Pelaksanaan Latihan Olah Strategi OMB Seulawah
Fadhlullah: 25 Unit Mobil Ambulan Sumbangan Prabowo Subianto Tiba di Aceh

Berita Terkait

Kamis, 30 November 2023 - 16:56 WIB

Akses Jaringan 4G/LTE Masuk Ke Desa Lesten, Anggota DPRK Gayo Lues Apresiasi Kinerja Diskominfo Gayo Lues

Kamis, 30 November 2023 - 12:37 WIB

Jalan Penurunan Desa Gajah Kembali Memakan Korban. Anggota DPRK Gayo Lues Ibrahim,S. Hut. Minta PUPR Aceh Jangan Tutup Mata

Kamis, 30 November 2023 - 08:16 WIB

Hj. Salamah Pertanyakan Sejumlah Ruas Jalan Proyek Multiyears Rusak

Rabu, 29 November 2023 - 14:24 WIB

Mewakili Pj. Bupati Kadis PUPR Gayo Lues Hadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia

Rabu, 29 November 2023 - 11:19 WIB

Puluhan Ibu-ibu Ikuti Penyuluhan Pola Hidup Sehat Sebagai Upaya untuk Pencegahan dan Penanganan Stunting

Rabu, 29 November 2023 - 06:06 WIB

Babinsa Koramil 09/Putri Betung Komsos Dengan Petani Jagung

Selasa, 28 November 2023 - 20:01 WIB

Langkah Alhudri Membangun Gayo Lues Mendapat Apresiasi Dewan

Selasa, 28 November 2023 - 14:23 WIB

DPRK Gayo Lues sampaikan Pandangan Umum Kepada Pemkab Gayo Lues dalam Rapat Paripurna

Berita Terbaru

Jakarta

Laskar Manguni Siap Jaga Kedamaian di Bitung dan RI

Kamis, 30 Nov 2023 - 14:07 WIB