JAKARTA | Pakar hukum tata negara dari Universitas Mulawarman Herdiansyah Hamzah Castro mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang dijangkiti semacam penyakit kronis, yang cenderung lebih suka mendramatisir perkara dibanding fokus ke substansi perkara.
Hal itu menanggapi penggeledahan rumah pribadi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Rabu (4/10) oleh KPK. Hasilnya, tim penyidik mengamankan satu mobil mewah dan beberapa dokumen.
“Sampai sekarang status SYL tidak dipertegas, termasuk disangkakan dalam perkara yang mana. Lebih aneh lagi, kantor dan rumahnya digeledah disaat yang bersangkutan masih di luar negeri,” tegas pria yang akrab disapa Castro kepada Media Indonesia, Kamis (5/10).
“Apa salahnya menunggu dia balik, lalu diproses secara hukum. Tidak perlu kesetanan dan membabi buta menggeledah ini dan itu,” tambahnya.
Sejak awal, Castro berpandangan jika situasi internal KPK yang keropos, terutama masalah integritas pimpinan-pimpinannya, maka mustahil KPK akan objektif dalam menangani perkara.
“Logikanya, seperti membersihkan lantai dengan sapu kotor. Alih-alih lantainya bersih, justru makin kotor dan menjijikkan,” tuturnya.
Castro menilai, di tengah situasi internal yang buruk membuat KPK rentan dijadikan sebagai alat penggebuk bagi kepentingan politik tertentu, terutama mereka yang sedang berkuasa saat ini. (Z-8)/MI